Senin, 03 Juni 2013

BBM Hilang, Masyarakat Kupang Resah dan Marah

Menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal Juni ini, SPBU yang berada di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak dapat menjual BBM kepada masyarakat.

Padahal pihak PT Pertamina area Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjamin stok Bahan Bakar Minyak (BBM) aman menjelang kenaikan harga BBM pada 18 Juni 2013 mendatang.

“Stok BBM untuk wilayah Timor masih mencukupi untuk dua pekan ke depan,” kata Sales Area PT Pertamina NTT, Muhamad Faruq kepada wartawan, Senin (3/6) sore, melalui telepon genggamnya.

Stok BBM di Kupang, NTT, lanjut dia, premium sebanyak 4.900 kilo liter (kl) untuk 16 hari ke depan, sedangkan solar 5.053 kl untuk 10 hari ke depan.

Namun faktanya di SPBU di Kota Kupang itu, terjadi antrian kendaraan dan kehabisan BBM di SPBU. Ini terjadi karena diduga adanya keterlambatan pendistribusian.

Hingga sore masih banyak kendaraan roda dua dan empat masih mengantri di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) menjelang kenaikan harga BBM itu. Di SPBU Jalan WJ Lalamentik Oebufu, terlihat sejumlah kendaraan yang mengantri sejak pagi dan mengular hingga badan jalan, menyebabkan arus lalu lintas mengalami kemacetan. Bahkan, di SPBU Oepura harus tutup, karena kehabisan BBM.

Selain kendaraan, sejumlah jerigen milik warga juga turut antri di SPBU. Akibatnya, sejumlah pengendara yang antri sempat bersitegang dengan petugas SPBU yang melayani pembelian menggunakan jerigen. “Layani kendaraan dulu baru jeriken,” kata Ako, pengendara sepeda motor yang turut antri di SPBU Oebufu.

Warga Kelurahan Kayu Putih, Jhon, menduga kalau kondisi seperti terus terjadi maka pihak Pertamina menipu masyarakat. "Sebab sesuai pemberitaan di media masa bahwa stok BBM cukup. Kenapa sejak dua hari ini BBM hilang di SPBU," tanyanya.

“Jikalau distributor yang timbun segera ditindak. Kami yang sudah susah tambah susah. Kalaupun BBM naik naik saja. Yang penting pada saat kita membutuhkan BBM selalu ada di SPBU. Saya sangat sesalkan ketiadaan BBM itu. Pihak Pertamina selalu membela diri dan mengorbankan rakyat. Bisa saja pihak Pertamina yang timbun sambil menunggu kenaikan harga BBM," katanya.

Sumber: beritasatu.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar