Kamis, 30 Mei 2013

Kupang Terancam Pemadaman Bergilir

PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) memastikan jika pembangunan jaringan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bolok, Kupang terus terhambat masalah tanah, maka kondisi kelistrikan di Kupang dan sekitarnya akan makin memprihatinkan.
General Manager (GM) PLN Wilayah NTT Richard Safkaur Richard mengatakan, sistem kelistrikan di Kota Kupang dan sekitarnya sedang dalam kondisi kritis dan terancam terjadi pemadaman bergilir. Jika masyarakat tetap menolak penyelesaian tower 51 di Fatukoa Kota Kupang, maka akan terjadi kondisi seperti lima tahun lalu.
"Kita berharap masyarakat pemilik lahan di lokasi tower 51 itu segera menyetujui penyelesaian pembangunan tower di lokasi. Jika mereka tetap bertahan dan tidak mau merelakan tanahnya, maka Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan sekitarnya akan mengalami nasib seperti lima tahun lalu. Pemadaman bergilir akan terjadi," katanya di Kupang, Rabu (29/5).

Richard berharap, pemerintah Kota Kupang dapat memberikan perhatian lebih terhadap masalah ini, karena jika masalah ini terus berlarut dan tidak segera diselesaikan, maka masyarakat jangan mempersalahkan PLN jika harus terjadi pemadaman bergilir.

Menurut dia, PLN sudah siap untuk mengopersikan PLTU di Kawasan Industri Bolok dengan kapasitas 216,5 megawatt (MW). Rencananya, PLTU Bolok itu sudah beroperasi pada 10 Juli 2013 mendatang. Namun rencana itu akan molor karena terganjal masalah penolakan masyarakat di Fatukoa, Kecamatan Maulafa tersebut. Mereka meminta ganti rugi yang cukup besar.

Padahal, sesuai aturan pemberian kompensasi atau ganti rugi hanya diberikan kepada masyarakat yang lahannya digunakan untuk membangun tower dengan luas 300 meter persegi. Sedangkan di luar itu, PLN tidak memberikan ganti rugi. "Kami tidak bisa berikan kompensasi, karena penolakan itu justru dilakukan warga yang lahannya hanya dilintasi kabel tower itu," katanya.

Dia menambahkan, saat ini beban puncak listrik mencapai 53 MW. Jika PLTU bisa beroperasi, maka pada saat beban puncak 53 MW, PLTU dapat menyumbang 60 persen sedangkan sisanya dilayani mesin pembangkit listrik milik PLN.

Seperti diketahui, hingga saat ini kelistrikan di NTT termasuk pulau Timor masih mengandalkan PLTD berbahan bakar minyak yang biayanya mahal. Kehadiran PLTU Bolok, Ku-pang, ini juga akan sangat signifikan menurunkan biaya produksi karena be-berapa PLTD akan bisa diistirahatkan.
Dengan hadir-nya PLTU ini nantinya sistem kelistrikan di pulau Timor bisa diinterkoneksikan menjadi satu sistem yang terintegrasi sehingga dapat meningkatkan mutu dan keandalan pasokan listrik.

Sumber: suarakarya-online.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar