Kamis, 30 Mei 2013

Pemilihan Gubernur NTT Jadi Pasar Taruhan

Pesta demokrasi pemilu kepala daerah (pilkada) untuk menetukan orang nomor satu yang akan memimpin Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) lima tahun ke depan periode 2013-2018 menyimpan banyak riak yang dimainkan masyarakat termasuk melalui ajang pasar taruhan dengan memanfaatkan sejumlah sisi yang bisa dijadikan sebagai ajang judi (taruhan).

Bahkan ajang taruhan yang dimainkan oknum warga dari berbagai kalangan mulai dari ibu rumah tangga, pengusaha, anggota dewan/DPRD, pegawai negeri sipil/PNS hingga pedagang di pasar, nelayan dan juga guru dengan besaran nilai nominal uang hingga Rp 1 miliar bahkan lebih. 

Ada juga warga yang memainkan ajang pilkada cagub NTT dengan memasang taruhan rumah, mobil hingga taruhan ternak (ayam, babi, sapi).

"Ajang pemilu kepala daerah cuma sekali dalam lima tahun. Jadi kita pakain ajang ini untuk pasar taruhan. Kami taruhan untuk cari uang sayur," aku ibu maria yang domisili di RW IV, Kelurahan Pasir Panjang, Kecamataan Kota Lama, Kota Kupang.

Maria mengaku dia taruhan dengan salah seorang ibu yang tinggal di samping rumahnya dengan besarn taruhan Rp 250 ribu. "Tapi data simpang siur soal kemenangan calon gubernur yang menang jadi kita belum ada transaksi pemenang," aku Maria.

Ama Pehe, pedagang yang berjualan di area Pasar Oeba, tepatnya depan Pustu Kelurahan Fatubesi, Kecamaan Kota Lama, Kota Kupang mengaku dirinya menang uang Rp 5 juta dari lawan taruhnya Ama Welem untuk tingkat Kota Kupang.

Sementara seorang pejabat eselon III lingkup Setda Kota Kupang mengaku dirinya ikut taruhan dengan  seorang pengusaha dengan nila nominal taruhan Rp 50 juta.

"Pak lihat saja, di bawah meja kerja beta ada uang cash Rp 50 juta dalam tas echolag. Beta ikut taruhan dengan seorang pengusaha. Beta berani taruh miring, dia pasang Rp 25 juta dan beta pasang Rp 50 juta beta ikut Frenly," kata pejabat tersebut.

Sumber: kupang.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar