Rabu, 29 Mei 2013

120 Pekerja Anak di Kabupaten Sikka Dapat Pendampingan Shelter

Sebanyak 120 orang pekerja anak di Kabupaten Sikka yang putus sekolah dibina atau dilatih dengan pendampingan shelter dan pasca shelter. Kegiatan ini merupakan bagian dari program PPA-PKH yang bertujuan untuk mengurangi jumlah pekerja anak dari rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang putus sekolah.                          

Kegiatan pendampingan melalui shelter ini di gelar oleh Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sikka selama 30 hari, sejak 27 Mei-25 Juni 2013.                                                       

Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sikka, dr. Valentinus Sili Tupen didampingi Kepala Bidang Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sikka selaku Ketua Tim Tekhnis Kegiatan, Drs. Ec. Bajo Carolus Boromeus, Kepala Seksi Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Sikka, Hesty Bunga, SH  di Aula Kantor Laboratorium Pertanian NTT di Wairklau, Maumere, Rabu (29/5/2013).          

Acara pembukaan ini dihadiri oleh sejumlah Camat di Kabupaten Sikka, Suster Eustochia dari Truk-F, dan peserta lainnya. Bajo dalam sambutannya mengatakan, program PPA-PKH bertujuan untuk mengurangi jumlah pekerja anak dari RTSM yang putus sekolah untuk ditarik dari tempat kerja melalui pendampingan di shelter. 

Ini dimaksud untuk dikembalikan ke dunia pendidikan dalam rangka menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkualitas.     

Tujuan berikutnya, jelas Bajo, yakni menghapus bentuk-bentuk pekerjaan terburuk bagi anak seperti bentuk perbudakan, perdagangan anak dan kerja paksa yang sifat kegiatannya terlarang dan membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak.

Sumber: kupang.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar